Senin, 05 Januari 2009

Obama Bungkam Tentang serangan Israel

Menyandang Hussein di tengah namanya, banyak orang memendam harapan tinggi, Barack Hussein Obama, sang Presiden USA terpilih yang akan menghuni White House 20 Januari itu, akan memberi keuntungan (politis) bagi dunia Islam.
Atau setidaknya dia akan lebih moderat dan getol membela penegakan HAM serta mewujudkan perdamaian di kawasan Timur Tengah, ketimbang pendahulunya si pemberang George Bush, yang baru saja ditimpuk sepatu oleh Al-Zaidi.

Tetapi apa hendak dikata, harapan berhenti sebatas harapan. Belang Obama terlalu cepat terkuak. Seperti pernah saya tulis di blog ini beberapa bulan lalu, kita (Indonesia dan dunia Islam) memang tak selayaknya terlalu berharap pada seorang Obama.(Lihat postingan berjudul : Jangan Terlalu Berharap pada Obama, 25 Okt 2008)

Belum lagi secara resmi menjabat sebagai Presiden negeri Paman Sam itu, belang Obama sudah terkuak. Ketika terjadi teror bom di Mumbai India yang menewaskan warga Barat beberapa bulan lalu, Obama langsung bereaksi keras mengecam aksi itu.

Tapi saat Israel meluluhlantakkan Jalur Gaza Palestina dan menewaskan ratusan nyawa manusia tak bersalah, Obama diam seribu bahasa. Bahkan dia masih bisa santai dan asyik main basket. Alaaamak….!

Untuk membedakannya dengan George Bush, banyak kalangan berharap Obama memperlihatkan sikap penyesalannya terhadap aksi membabibuta Israel tersebut. Sayang, hingga kini Obama tak jua memperlihatkan keprihatinannya terhadap situasi mutakhir di Timur Tengah itu.

Lalu, bagaimanakah kita memandang sikap double standard Obama itu ? Sejatinya, Obama tak bisa disalahkan sepenuhnya. Dia berada dalam posisi gamang. Mungkin saja dalam hati kecilnya, dia ingin menentang aksi kejam Israel itu.

Tetapi di sisi lain, dia kini menyandang status sebagai Presiden AS. Negeri yang selalu menjadi sekutu utama Israel. Sikap Obama yang tak mungkin keras terhadap Israel juga telah diperlihatkannya saat menunjuk Hillary Clinton sebagai Menlu, yang notabene dikenal sebagai sosok yang selalu konsisten membela kepentingan Israel dalam konflik Timur Tengah.

Obama sebagai seorang manusia biasa mungkin saja akan menentang aksi kekerasan dalam menyelesaikan konflik. Tapi, Obama sebagai orang nomor satu di Gedung Putih, sudah pasti akan berpegang pada kebijakan baku politik luar negeri AS, yang selamanya akan berpihak pada Israel.

So…., yang keliru adalah mereka yang selama ini terlalu memendam ekspektasi berlebih kepada seorang Obama. Akhirnya belum lagi dilantik, belang Obama sudah terkuak. Obama telah memberi kekecewaan bagi para pengagumnya selama ini, terutama dari kalangan masyarakat muslim Indonesia dan dunia. Obama….., teganya dikau !
sumber:http://mikekono.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar